Info Terkini

SELAMAT DATANG DI PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH CABANG LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

Rabu, 17 November 2010

Pelaksanaan Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban Masjid Ihsan Muhammadiyah


PCM Lubuk Kilangan Padang beserta Pengurus Masjid Ihsan Bandar Buat Padang tetap melaksanakan shalat hari raya idul adha 10 Dzulhijjah 1431 H pada hari selasa tanggal 16 Nopember 2010 yang didasarakan pada Maklumat PP Muhammadiyah nomor: 05/MLM/I.0/E/2010, yang telah menetapkan tanggal 10 Dzulhijjah atau hari Idul Adha jatuh pada tanggal 16 November 2010. Keputusan tersebut berbeda dengan keputusan pemerintah yang berdasarkan ketetapan Kementrian Agama (Kemenag)  RI No. 144 Tahun 2010 tentang Penetapan Tanggal 1 Dzulhijjah 1431 H yang dibacakan oleh Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Kementrian Agama pada hari senin, tanggal 8 November 2010 bertempat di auditorium gedung baru Kemenag RI Jl. H. Moh. Thamrin No. 6 Jakarta yang memutuskan perayaan Idhul Adha  10 Zulkaidah 1431 H jatuh pada hari Rabu tanggal 17 November 2010.
Terkait dengan adanya perbedaan dengan penetapan idul adha yang ditetapkan oleh pemerintah, maka dihimbau kepada warga Muhammadiyah untuk tidak menjadikan perbedaan ini menjadi sebuah yang hal yang berefek negatif, terlebih kejadian serupa telah tering terjadi.

Terkait alasan perbedaan tersebut salah satu pimpinan cabang muhammadiyah lubuk kilangan menyatakan bahwa “pemerintah mendasarkan putusannya kepada hasil rukyat sementara muhammadiyah kepada hasil hisab. posisi hilal paling tinggi adalah 1˚ 21’ diatas ufuk berada di Pelabuhan Ratu dengan durasi selama 7 menit 11 detik, sedangkan di Makkah posisi hilal pada tanggal 6 November 2010 berada pada 00˚ 46’ 06” diatas ufuk. Jika kita melihat dengan mata maka hilal belum terlihat, namun kita lihat dengan “otak” maka secara keilmuan hilal sudah berada diatas ufuk. Belum terlihatnya bulan bukan berarti bulan masih dibawah ufukkan?” Demikian imbuhnya.
Shalat idul adha dipimpin oleh imam Ust Novembri, S.Ag dan Khatib Ust Bachtiar, M.Ag. Dalam khutbahnya, khatib menyampaikan hikmah perjuangan Nabi Ibrahim AS beserta Putranya Ismail AS yang patut diteladani oleh Muslimin.
Sedangkan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada hari Rabu 17 Nopember 2010 oleh panitia kurban yang terdiri dari Ketua Panitia Ajisril Ahmad, S. Ag; Sekretrais Aderus Fadlan; Bendahara Yulindra, S.Pd; dan dibantu oleh 8 orang anggota (Heriyanto, Al Gory, Ricky Oktaviandi, Ramadhanil, Debby, Hendra Saputra, Heri Maulana dan Joni).





Hewan kurban berjumlah 8 (delapan) ekor Sapi dan 1 (satu) ekor Kambing yang kemudian di distribusikan ke wilayah kecamatan Lubuk Kilangan. (Icang).

Kamis, 11 November 2010

Haji, Perjalanan Keimanan Seorang Muslim

Haji, Perjalanan Keimanan Seorang Muslim

Berabad-abad sebelum Rasulullah diutus, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyeru manusia untuk berhaji (QS Al-Hajj (22): 27-28). Beliau melaksanakannya dan berdoa agar semua hati manusia cenderung dan rindu ke Tanah Haram (QS Ibrahim (14): 37).  Maka itu, berbondong-bondonglah umat Islam ke Tanah Suci untuk memenuhi seruan ini.

Barangkali dari asal-usul panggilan inilah banyak umat Islam meminta dipanggil di Makkah, khususnya di Jabal Qubeis. Padahal panggilannya sudah lama, tapi sebagian umat tidak memenuhi seruan ini karena tidak mampu atau lalai atau bahkan tuli disihir gemerlapnya dunia. Sejak seseorang mendaftar haji, yang ada dalam niatnya adalah keikhlasan dan kesiapan berkorban demi mencari ridha Ilahi. Ketika kuota diperolehnya, ia mempersiapkan semua kebutuhan selama ibadah haji.

Dia membekali dirinya dengan ketakwaan. Belajar manasik dan ilmu yang berkaitan dengan ibadah harian yang wajib selama di perjalanan. Dia korbankan waktu, harta, dan kepentingan dunianya untuk menggapai haji mabrur. Perjalanan haji adalah rihlah (tour) keimanan. Saat keluar rumah menuju ke Tanah Haram, calon haji ini  membaca, "bismillahi tawakkaltu 'ala Allah wa laa haula wa laa quwwata illa billah."  Ketika duduk di kendaraan pun berdoa safar.

Dalam segala situasi dan kondisi ia pun senantiasa doa, zikir, dan beribadah. Sungguh hebat jamaah haji ini. Dia menjadi hamba Allah yang terbaik. Semua aspek hidupnya dijadikan ibadah seperti yang diperintah Allah. (QS Az-Zariyat (51):56).

Kala sampai miqat, semua tamu Allah  berniat ihram dan membaca talbiyah, yang artinya, "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu dan tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, kenikmatan dan kerajaan hanyalah bagi-Mu, dan tiada sekutu bagi-Mu."

Jamaah yang mengumandangkannya berderai air mata kekhusyukan dan kebahagiaan sambil mengharap ampunan. Ia sedang menjadi hamba Allah yang utuh karena sedang memenuhi panggilan-Nya dan menjadi tamu-Nya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda, "Orang-orang yang sedang menunaikan haji dan orang yang sedang mengerjakan umrah merupakan duta-duta/tamu-tamu Allah. Maka itu, jika mereka memohon kepada-Nya, pastilah dikabulkan, dan jika mereka meminta ampun pastilah diampuni-Nya." (HR Ibnu Majah hadis No 2883).

Sebagai tamu, seorang hamba harus tahu diri terhadap yang dikunjungi. Kita wajib mengikuti semua peraturan Allah yang mengundang kita. Kita harus tahu tatakrama sebagai tamu undangan-Nya. Selama dalam perjalanan haji tidak boleh ada kesyirikan, tidak melakukan rafats, fusuq, dan jidal.
Sebagai imbalannya, kita diistimewakan sebagai tamu-Nya. Sudah pasti Allah Yang Maharahman dan Maharahim akan mengampuni dosa-dosa kita, mengabulkan semua doa dan permohonan kita. Berapa pun biaya dan pengorbanan yang kita berikan untuk ibadah haji, tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan keutamaan haji, ampunan, dan anugerah-Nya.
Red: Budi Raharjo
Rep: Oleh Prof Achmad Satori Ismail
Berita terkait

Merenungi Bencana yang Datang


Merenungi Bencana yang Datang
Berbagai musibah dan bencana kembali menimpa saudara-saudara kita di sejumlah daerah. Salah satunya bencana banjir bandang yang melanda Kota Wasior, Papua Barat. Sekitar 147 orang meninggal dunia, 103 orang masih hilang, dan ribuan orang mengalami luka-luka akibat bencana itu.
Ditambah lagi kerugian material yang cukup besar. Bencana ini telah menambah panjang daftar musibah yang telah menimpa bangsa kita. Tidak ada suatu bencana dan kejadian apa pun di dunia ini, kecuali memang atas kehendak dan izin Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hadid [57]: 22-23.
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan, Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."

Setidaknya, ada dua pesan penting dari ayat tersebut yang harus terus-menerus kita tadabburi (direnungkan). Pertama, menambah serta memperkuat keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Dialah satu-satunya Zat yang mengendalikan dan mengurus alam semesta ini, termasuk manusia di dalamnya. Sebagai contoh, kita diperintahkan untuk berikhtiar atau berusaha dengan semaksimal mungkin (misalnya dalam membangun sarana dan prasarana serta infrastruktur dalam konteks membangun bangsa), tetapi hasil akhirnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

Ketundukan hati dan pikiran terhadap segala aturan-Nya merupakan sebuah keniscayaan. Kita tidak boleh sombong dan arogan menolak aturan dan ketentuan-Nya, termasuk tidak boleh mengeksploitasi alam ciptaan-Nya tanpa kendali hanya untuk memuaskan keserakahan hawa nafsu serta memperkaya diri dan kelompok. Kerusakan alam semesta ini sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana firman-Nya dalam QS Ar-Ruum [30]: 41.

Kedua, memperkuat kembali semangat solidaritas dan kesetiakawanan sosial di antara sesama komponen bangsa. Musibah sejatinya sering serta dapat merekatkan dan mendekatkan hati di antara sesama umat manusia. Rasa empati dan simpati serta keinginan untuk membantu sesama biasanya terbangun dengan baik. Penderitaan dan musibah mereka adalah musibah kita semua.

Karena itu, marilah berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar semua musibah yang telah menimpa ini membuat kita menjadi bangsa yang kuat imannya dan baik pertahanan dirinya, sekaligus memperkuat solidaritas dan kesetiakawanan sosial antarsesama anak bangsa. Wallahu A'lam.
Red: Budi Raharjo
Rep: Oleh Hilman Hakiem Hafidhuddin

Rabu, 03 November 2010

Kuatkan Posko Mentawai, Hari ini tim Kedua MDMC Muhammadiyah Sampai di Padang



Yogyakarta- Tim kedua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) atau Lembaga Penanggulangan Bencanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat ini berada di Padang untuk mempersiapkan kekuatan menuju kepulauan Mentawai di Sumatera Barat.
Saat ini menurut ketua Lembaga Penanggulangan Bencanan PP Muhammadiyah Budi Setiawan, posko Muhammadiyah yang berada di pulau Sikakap dengan kekuatan 10 relawan evakuasi, dan 3 relawan Medis. Dengan masih banyaknya pengungsi serta tekanan psikis yang mulai melanda pengungsi yang cukup bertahan lama, maka Muhammadiyah akan mencoba memasukkan relawan psikososial yang nantinya akan membentuk komunitas-komunitas kecil demi menggerakkan aktifitas warga sekitar.

Pengungsi Mentawai saat ini menurut Budi Setiawan, sangat membutuhkan pendampingan psikososial untuk segera membangkitkan gairah aktifitas masyarakat yang sudah berhari-hari lumpuh akibat bencana gempa bumi dan Tsunami yang terjadi 25 Oktober 2010 lalu. (mac)

Senin, 01 November 2010

Muhammadiyah telah tetapkan Awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha

Yogyakarta- Muhammadiyah melalui Maklumat PP Muhammadiyah nomor: 05/MLM/I.0/E/2010, telah menetapkan awal Ramadhan, 1 Syawwal, dan 1 Dzulhijjah 1431H, termasuk di dalamnya adalah penetapan tanggal 10 Dzulhijjah atau hari Idul Adha.
Dalam surat yang ditandatangani oleh ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan sekretaris umum Agung Danarto tersebut, juga berisi himbauan berkenaan dengan ibadah pada bulan Ramadhan. Bersamaannya bulan Ramadhan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia, juga menjadi bagian himbauan Maklumat PP Muhammadiyah untuk selalu menjadikan diri sebagai manusia yang merdeka, bebas dari belenggu-belenggu kehidupan dan pada akhirnya menjadi manusia yang seutuhnya.
Maklumat PP Muhammadiyah yang tertanggal 16 Juli 2010 tersebut, mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1431H, akan jatuh pada hari Rabu, 11 Agustus 2010, dan 1 Syawwal 1431H, pada hari Jum’at 10 September 2010. Untuk 1 Dzulhijjah 1431H, Muhammadiyah mengumumkan akan jatuh pada hari Sabtu 6 November 2010, yang berarti Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 1431H akan jatuh pada hari Selasa 16 November 2010. (mac)

Posko Kesehatan Muhammadiyah Dibanjiri Pengungsi

Sleman- Posko Kesehatan Muhammadiyah yang berada lima titik di wilayah Sleman, selama meletusnya gunung Merapi ini dibanjiri pasien dari pengungsi maupun korban langsung letusan Gunung Merapi.
Lima titik posko Muhammadiyah saat ini berada di Glagahharjo, Kepuhharjo, Purwobinangun, Pakem, dan Cangkringan. Di Purwobinangun misalnya, menurut salah satu Dokter yang berjaga di posko kesehatan Muhammadiyah mengatakan Senin, (01/11/2010), setiap hari antara 70 hingga 130 orang datang ke posko untuk sekedar memeriksakan kesehatan, atau memang yang betul-betul sakit yang membuat posko merijik ke rumah Sakit terdekat. Kebanyakan pengungsi mengeluh mulai dari pegal – pegal, hipertensi, hingga luka-luka akibat proses evakuasi yang memang sangat chaos.
Saat ini posko – posko kesehatan Muhammadiyah di sokong oleh beberapa Rumah Sakit PKU, diantaranya PKU Muhammadiyah Yogyakarta, PKU Muhammadiyah Bantul, PKU Muhammadiyah Pakem, PKU Muhammadiyah Cangkringan, serta Asri Medical Center milik Universitas Muhammadiyah.  (mac)

Minggu, 24 Oktober 2010

Gunung merapi

Yogyakarta -Status gunung api Merapi telah dinaikkan dari siaga menjadi awas sejak pukul 06.00 WIB, Senin (25/10). Peningkatan status ini disebabkan aktivitas kegempaan Meraapi yang terus meningkat. Status awas diumumkan dalam rapat koordinasi Pemerintah Kabupten Sleman yang dilakukan di posko utama Pakem yang dilangsungkan sejak pukul 05.00 WIB tadi.
“Ya, mau tidak mau, suka tidak suka, status Merapi naik pagi ini menjadi awas,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono saat dihubungi Tempo, Senin (25/10) pagi, demikian laporan laman tempointeraktif.com.

Sementara itu, Muhammadiyah Sleman yang lokasinya berada di lereng sebelah selatan Gunung Merapi telah menyiapkan dua lokasi posko, yaitu SD Muhammadiyah Balerante Turi dan SD Muhammadiyah Pakem. Menurut Sarijan, salah seorang Pimpinan di PDM Sleman, kedua SD tersebut juga merupakan posko yang dipakai ketika letusan tahun 2006 yang lalu. Sementara di daerah timur, juga disiapkan di daerah Cangkringan.

Nantinya Posko Muhammadiyah ini akan memonitor kondisi barak barak pengungsian, dan menyiapkan apa yang mungkin bisa dibantu selain yang telah disiapkan pemerintah.

Penyiapan posko di Balerante dan Pakem ini tergantung dari letusannya. Bila skalanya seperti yang terjadi pada tahun 2006, penyiapan dua posko ini cukup. Namun bila letusannya ekplosif seperti tahun 1931, tentu saja kedua posko ini tidak cukup karena posisinya yang dekat dengan Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, atau daerah paling berbahaya. (arif)

Selasa, 19 Oktober 2010

Tim Muhammadiyah di Wasior Tangani Dari Tetanus Hingga Asam Urat



Wasior- Tim Medis Muhammadiyah, Rabu (13/10/2010) yang bertugas di Wasior hari ini melayani 30 orang pasien setelah menyisir warga Wasior yang bertahan tidak mau ikut mengungsi ke Manokwari. Menurut koordinator tim dari Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah, Budi Santosa S Psi,  tim yang membawa dr. Corona Rintawan dari RS Muhammadiyah Lamongan bersama 2 perawat, menemukan pasien dengan penyakit seperti tetanus, gatal, luka bernanah, kaki bengkak, asam urat, hingga balita yang terkena pecahan kaca.
Tim ini tiba di Wasior pukul 06.30 WIT tim  setelah berlayar menggunakan kapal bernama MERANTI, sebuah kapal perintis yang membawa pasukan Angkatan Darat. Setelah mendarat, tim dijemput oleh lembaga kemanusiaan bernama Karina yang mendirikan  posko di gereja St Slvencius.  “Setelah istirahat 1 jam, kami dibawa dengan truk sewaan menyisir ke beberapa warga yang masih bertahan di wasior” kata Budi Santosa.

Rencananya, Kamis ini (14/10/2010), tim akan bergerak ke daerah Rado, setelah mendapat informasi bahwa ada ratusan warga yang membutuhkan pertolongan. Bila rabu ini tim banyak menolong warga nasrani dengan dipandu  tim dari Karina, besok tim akan ke kampung Rado dengan dipandu kalangan muslim. “Jadi besok malam kita pindah ke posko Masjid Al Falah” kisah Budi Santosa kemudian. Rabu malam,  tim Muhammadiyah berkoordinasi dengan Posko Induk di Wasior untuk mensinergikan penanganan korban di Wasior. (Arif,mac)

Senin, 11 Oktober 2010

Fakta Ilmiah: Mukjizat Nabi Muhammad Membelah Bulan




KISAH ini diceritakan oleh Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar (pakar Geologi Muslim) tentang pengalaman seorang pemimpin Al-Hizb al-Islamy Inggris yang masuk Islam karena takjub dengan kebenaran terbelahnya bulan.

Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah" (QS. Al-Qamar 1).

Apakah kalian akan membenarkan kisah dari ayat Al-Quran ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris?

Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?

Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut: Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari al-Quran. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi, “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah”, mengandung mukjizat secara ilmiah?”

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad Saw. sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana Nabi-nabi sebelumnya.

Mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam al-Quran dan sunnah-sunnah Rasulullah Saw.

Allah ta’alaa memang benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu. Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Makkah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?”
...Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya...
Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan”. Maka, Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu, Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka, serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!” Akan tetapi, para ahli mengatakan bahwa sihir memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya, akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Maka, mereka pun menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Lalu, orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Makkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.

Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Makkah, orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…”.
http://cahyaiman.files.wordpress.com/2010/03/prof-dr-zaglul-al-naggar1.jpg?w=160&h=120

Akhirnya, sebagian mereka pun beriman sedangkan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah dekat hari qiamat dan telah terbelah bulan. Ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …. (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb al-Islamy Inggris.

Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati.” Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan al-Quran yang mulia. Aku pun berterima kasih kepadanya dan membawa terjemah itu pulang ke rumah. Ketika aku membuka-buka terjemahan al-Quran itu di rumah, surat yang pertama aku buka ternyata al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah… “.

Aku pun bergumam: “Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun menghentikan pembacaan ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Allah Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

suatu hari aku pun duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi di antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, ” Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna”. Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, tetapi justru dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan, di antara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakinya di bulan, di mana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”

Mereka pun menjawab, “Tidak, !!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.

Maka presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya? Mereka menjawab, “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Gambar ini di foto dari pesawat ulang alik NASAPresenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”.
...“Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”...
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad Saw. 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah.

Maka, aku pun berguman, “Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf al-Quran dan aku baca surat Al-Qamar, dan … saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Mahabenar Allah dengan segala Firman-Nya. [adrian/voa-islam.com]

Tautan Video tentang Prof. Dr. Zaghlul Al Najjar:
  1. The Scientific Precision of the Qur'a
  2. Scientific Miracles in theQur'an Prof Dr. Zaghloul el-Naggar
Catatan Redaksi :
Mengenai data terbelahnya bulan apakah fakta ataukah fiktif, para ilmuwan memang ada yang kontra dan banyak pula yang pro. Pro dan kontra ini terletak pada interpretasi terhadap gambar foto permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang di permukaan bulan.

Mengenai kebenaran berita tersebut, kami tidak berani berspekulasi, wallahu a'lam mana yang benar. Kami muat artikel "Mukjizat Terbelah" (Arab: Shaqq  al-Qamar, Inggris: Moon Rille) di Citizen Journalism dengan banyak pertimbangan. Antara lain, karena sebelumnya artikel tersebut --atau yang serupa dengan artikel tersebut-- sudah pernah dipublikasikan di berbagai media, antara lain:
1. Majalah Qiblati Vol. 01/ No.05-Januari 2006 dengan judul "Bulan memang Terbelah."
2. Koran Republika, Jumat, 27 Februari 2009 dengan judul "Bulan Terbelah Memang Pernah Terjadi."
3. Majalah FOKKAL terbitan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Volume 7 Nomor 1 2007, dengan judul “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?”

Terlepas dari kontroversi tersebut, kita wajib meyakini adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Bisa dibuktikan atau tidak pada zaman sekarang ini, mukjizat tersebut harus kita imani, karena ada nasnya. Sebagaimana pula dengan mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena disebutkan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, walaupun kita bidak bisa membuktikan mekanisme fisisnya.
Namun ternyata, sejarah India dan Cina kuno (yang pada waktu peristiwa ini belum mengenal apa pun tentang Islam) telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini. Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, dalam bukunya Ma Dalla ‘Alaihi Al-Qur’an, mengutip dari buku Tarikh al-Yamini bawa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, “Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran.”